Legong Semarandana di Pura Gunung Sari

Desa Peliatan sejak tahun 1920an sudah dikenal dengan Tari Legong nya. Salah satu Legong yang dikenal dengan khas Peliatan nya adalah Legong Semarandana. Meskipun tergolong jarang dipentaskan tidak sebagaimana halnya Legong Lasem, Legong Semarandana tergolong tarian yang masih lestari di Peliatan.

Legong Semarandhana, Legong Semarandana Sanggar Dewi Sri Br.Kalah

Dalam suatu kesempatan m pernah dan untuk pertama kalinya ia menarikan tarian ini yaitu saat Piodalan (upacara) di Pura Gunung Sari, bersama Sanggar Dewi Sri Peliatan. Ketika itu ia berperan sebagai Ratih (Dewi Bulan), bersama Teriasih, seorang penari yang juga asal Banjar Kalah Peliatan, yang berperan sebagai Semara (Dewa Asmara).
Pada bagian akhir tarian ini, setelah menari sebagai Ratih, m berganti peran menjadi Rangda (Siwa).

Post of Sanggar Dewi Sri

Legong Semarandhana, Legong Semarandana Sanggar Dewi Sri Br.Kalah

The Story of Legong Semarandana

Legong Semarandana menggambarkan tentang sebuah rasa cinta kasih. Dikisahkan bahwa pada suatu waktu, seorang raksasa bernama Nilaludraka, yang ingin menguasai dunia, sedang bertapa. Ketika Siwa turun ke dunia, dia terkesan dengan semangat Nilalaudraka dan menghadiahkannya semacam kekuatan dimana dia tidak bisa dikalahkan oleh dewa atau manusia kecuali penjelmaan Siwa yang berupa raksasa yang separuh binatang. Karena Nilaludraka tidak pernah kalah, dia terus berperang sampai tidak ada lawan lagi di sorga atau di bumi. Semua dewa merasa kesal dan setelah berunding memutuskan mohon bantuan dari Siwa yang sedang bertapa di Gunung Himalaya. Akan tetapi, Siwa tidak bisa di dekati karena kalau meditasi diganggu, dia mampu menghancurkan semuanya yang disekelilingnnya. Akhirnya dewa-dewa memutuskan untuk minta bantuan dari anak Siwa, yaitu Semara.

Legong Semarandhana, Legong Semarandana Sanggar Dewi Sri Br.Kalah

Oleh karena itu, Semara berangkat ke Gunung Himalaya sebagai utusan dewa untuk mengganggu meditasi Siwa. Meskipun Ratih tidak setuju dengan kepergian suaminya, Semara tetap berangkat. Akhirnya, Semara berhasil mengganggu meditasi Siwa, dan sebagai akibatnya iapun dihancurkan oleh Siwa menjadi abu. Setelah Ratih mendengar berita duka tentang suaminya, dia langsung ke sana, dan menjatuhkan diri ke dalam api yang masih menyala. Akhirnya, ketika Siwa sadar tentang kematian Semara dan Ratih, dia menyesal, dan sebagai tanda menyesal, dia menaburkan abu Semara dan Ratih di seluruh dunia. Tindakan ini memberkati semua mahluk hidup di dunia untuk merasakan rasa cinta.

Legong Semarandhana, Legong Semarandana Sanggar Dewi Sri Br.Kalah

Didukung oleh cinta Semara dan Ratih, Istri Siwa, Parwati, melahirkan seorang anak separuh binatang yang memiliki kesaktian untuk mengalahkan Nilaludraka.